Senin, 28 Februari 2011

Aku dan Sahabatku

Bercerita tentang dua sahabat yang mempunyai cita-cita menjadi pemimpin, dan masing-masing memiliki kelebihan tapi saling menutupi. Awalnya hanya sebuah pertemuan biasa, tepatnya sejak mereka memasuki sekolah menengah pertama. Lonceng sekolah berbunyi, tanda mata pelajaran pertama telah usai, beberapa siswa berlarian menuju kantin, mereka ingin melepas kepengatan dan kelelahan mereka setelah satu setengah jam mereka belajar untuk hari pertama mereka sekolah. Lain halnya Armand dan Thomas, mereka hanya menikmati sebuah coca cola dengan sebuah buku yang mereka pinjam di perpustakaan sekolah, di bawah pohon mangga itu mereka sedang mendiskusikan tentang perjalanan mereka selama disekolah dasar hingga mereka masuk di sekolah pertama ini.

Mereka menyandarkan badannya di pohon mangga, layaknya seorang kekasih yang saling menyandarkan badannya. Mereka menceritakan tentang pelajaran dan tipe guru yang mereka sukai dan juga cita-cita mereka. Tak luput mereka menyapa teman-teman yang berlalu didepannya, dengan senyuman sedikit miris dan kemudian melanjutan masing-masing cerita mereka. Hingga jam istirahat usai, merka pun menyudahi cerita mereka, mereka ingin melanjutkan cerita mereka pada saat jam istirahat yang kedua, sekalian mereka ingin sholat bersama di mushollah sekolah.

Armand merupakan satu-satunya pemuda yang sekolah yang di sekolah berstatus negeri, mungkin dia hanya beruntung, tapi tekadnya yang menginginkan dirinya untuk bisa bersekolah ditempat yang dia cita-citakan, dan akhirnya hari itu datang juga. Dia pun lulus di sekolah negeri yang merupakan sekolah favorit di kampungnya. Bukan karena dia pintar tapi beruntung, jika dihitung orang pintar banyak dikampungnya, tapi yang beruntung sedikit. Hari-harinya tidak begitu sempurna seperti orang lain, untuk membantu orang tuanya pun bisa dikatakan malas, banyak waktunya yang digunakan untuk bermain. Thomas yang malas terbiasa dengan kehidupan sehari-harinya di sekolah dasar, bermain dan bermain serta jarang belajar, itu pun jika ada pekerjaan rumah dari sekolahnya atau belajar jika ada ujian yang akan dihadapi besok harinya.

Berbeda dengan Thomas, dia dibesarkan dilingkungan yang berkecukupan serta orang tua yang berasal dari keluarga orang terpandang, tapi bedanya Thomas tidak mau besar karena nama orang tuanya, dia ingin mandiri seperti orang lain, dia ingin tidak dimanja lagi karena pikirnya dia telah mampu menjalani dan memilih apa yang dia kehendaki walaupun orang tuanya masih membiayai sekolahnya. Menurut Armand sendiri jarang mendapatkan teman seperti Thomas, karena mereka saling menghargai walaupun status social mereka berbeda, komitmen seperti itulah yang menjadikan mereka tambah akrab setiap hari disekolahnya.

Kamis, 24 Februari 2011

Anak Jadi Lugu ( Efek Kebebasan Bercanda )

Alkisah seorang anak sedang asyik menonton film kesukaannya, Spongesbob Squarpants. Maklum anak ini tidak pernah sedikit pun melewatkan film yang satu ini. Tak lama dia duduk sambil tertawa melihat aksi Patrick Star yang bodoh, tiba-tiba chanel di ganti. Spontan anak itu diam, kemudian membalikkan badannya kearah ayahnya yang baru datang dari tempat kerjanya.

Anak : “ Ayah…kenapa diganti chanelnya sih..? aku kan lagi nonton film kesukaan aku..”

Dengan wajah yang memelas kepada ayahnya, tapi tak membuat ayah dari anak itu luluh. Malah tersenyum dan berkata kepada anaknya :

Ayah : “ Nanti, lain kali aja nontonnya, biasanya film kamu itu sering di ulang-ulang.”

Melihat ayahnya baru datang dari kantor, anak tersebut luluh. Dia pun tahu kalau film yg disukainya itu akan diputar dalam episode berikutnya. Dan untuk menyenangkan ayahnya, anak itu berkata :

Anak : ” Ayah, mang mau nonton apa sih ?” selidik anak pada ayahnya.
Ayah : “ Ayah mau nonton berita, tentang Gayus sayang “
Anak : “ Ohhh…Gayus yang sering di nyanyiin lagunya itu yah?
Ayah : ” Iya, kok tahu sih?” balas selidik ayahnya.
Anak : “ Ya iyalah, tiap hari jadi lagu kebangsaan anak-anak kompleks yah!” sambil tertawa cengengesan.

Terdengar dari arah mesjid adzan maghrib berkumandang, ayah dari anak itu kaget, kemudian teringat kalo dia belum sholat ashar.

Ayah : “ Astaghfirullah……ayah belum sholat ashar” sambil menggaruk kepalanya.

Sontak anak itu berkata kepada ayahnya :

Anak : “ Makanya, ayah kalo dari kantor sholat dulu baru nonton berita. Kalo sudah gini bukan lagi sholat namanya. Mau dapat pahala juga tidak mungkin.” sambil tertawa mengejek ayahnya.
Anak : “ Ayah, apa enaknya sih nonton berita gituan? tambahnya.
Ayah : “ Namanya juga lupa, mau gimana lagi? Serba salah, mendingan terusin nonton nya aja” sambil tertawa kearah anaknya.

Anak itu hanya pasrah melihat ayahnya tertawa, kemudian terpikir olehnya untuk mengingatkan ayahnya kalo meninggalkan sholat itu dapat dosa.

Anak : “ Yah, Pak Guru aku bilang kalo meninggalkan sholat dapat dosa loh..!”
Ayah : “ hahaha…iya, ayah tahu kok, tapi yang korupsi itu lebih rajin sholatnya dari ayah.”
Anak : “ Kok begitu sih yah?” emangnya mereka tak takut dosa??
Ayah : “ Yah jelas takut sih, tapi itu urusan akhirat. Dan juga masih banyak waktu untuk berbuat baik, yah mudah-mudahan mereka cepat insaf, tapi kalo korup jalan terus? Buat apa sholatnya. Kan percuma. Hehehe..”
Anak : “ Jadi ayah ingin seperti itu yah???”
Ayah : “ ahhh, nggak…nggak mungkin lah ayah ingin seperti itu kok…hehehehe”
Anak : “ Awas…kalo ayah seperti itu, kita putus..kwkwkwk” candaan anak kepada ayahnya.
Ayah : “ OK, ayah janji kok, hehehhe..”

Sempat hening beberapa saat, setelah pembicaraan serius itu terputus tiba-tiba ketika ibunya berlalu di depan anak itu. Kemudian anak itu lanjut bertanya :

Anak : “ Ayah, kalo Neraka ada dan di buat oleh manusia, apakah sama dengan Neraka yang diciptakan Tuhan..?
Ayah : “ Hmmm…beda sih… kenapa pertanyaannya seperti itu..? selidik ayahnya.
Anak : “ Mau tahu aja, mang anak kecil tidak boleh tahu yah?” balas selidik anaknya.
Ayah : “ Kalo Neraka ciptaan Tuhan itu yang di nilai banyaknya amal yang diperbuat selama dia hidup, semakin banyak berbuat baik, kemungkinan kamu bisa masuk Syurga. Sedangkan Neraka ciptaan manusia itu yang dinilai adalah banyaknya uang yang dipakai untuk mendapatkan kebebasan, agar kamu terhindar dari jeratan hukum, itu menurut ayah anakku”
Anak : “ wah…Ayah hebat, artinya ketika saya melakukan korupsi di dunia kan artinya saya bisa terhindar dari neraka ciptaan manusia, kemudian uang hasil korupsi saya gunakan untuk orang-orang miskin dan anak-anak terlantar, artinya saya bisa terhindar dari Neraka ciptaan Tuhan. Begitu Ayah..???
Ayah : “ Astaghfirullahh……”

Maaf…! Lanjutannya di sensor oleh badan sensor penulis…hehehhe^%&^*%*%*%%$#

Ungkapan Mistis (Status dalam Facebook)

Sore menjelang petang, panas matahari tak cukup lagi melumat kulitku yang hitam dan halus ini. Perjalanan yang cukup jauh dari tempatku bermain tiap hari, demi sebuah status sosial. Aku yang sedang mengendarai sepeda bermesin ini, menyimak dengan seksama, [kakan kiri ada pohon cemara :D]. Orang-orang telah berbenah mengurusi rumah mereka, ada yang menyapu halaman rumahnya, ada juga yang bergosip (gossip tentang nasib Negara kita), (mudah-mudahan saja). Nasib rakyat bawahan, nikmati jalan berlobang dari hasil pajak rakyat yang tak kunjung selesai. Sungguh kasihan para pekerja yang sering disalahakan, ini dan itu, yang disana dan yang sebelah sana. Cukup memprihatinkan. Tapi apapun keadaannya, mestinya kita mendukung langkah pemerintah sejauh ini. Yah, semoga cepat selesai.harap semua orang.

Orange senja sebentar lagi hilang, digantikan cahaya bintang , satu persatu bermunculan. Tapi mungkin malam ini tidak, awan hitam cepat menyambut, pertanda bumi ku akan di turuni hujan. Bulir pada telah kuning, sebentar lagi kawanan petani akan berpesta menyambut datangnya musim panen. Yah, kerbau pun mengeluh, sebulan akan datang mereka akan bekerja. Mereka pun melakukan latihan fisik untuk otot-otot mereka, memanfaatkan waktu sebanyak-banyaknya untuk berluluran tanah ditengah persawahan yang tak terjamah olah pemiliknya, alangkah riangnya mereka, walapun terbesit kata mengaduh dalam badannya yang telah kian akan menua.

Melewati perempatan jalan, telihat Polisi lalu lintas mengatur jalan. Dengan sabarnya, melakukan tugasnya, walaupun terlihat seorang pengendara motor ditahan. Jalur yang ia lewati merupakan jalur yang salah. Apalah arti sebuah jalan kalau tak dilewati, namanya jalan harus dilewati. Tapi mungkin pengendara motor ini kurang beruntung. Pikirnya hari telah petang, jadi tidak ada lagi pengatur lalu lintas yang beroperasi. Mudahan-mudahan diberikan keringanan.

Syukurlah, akhirnya sampai di gubuk peristirahatanku. Kuhempas lelah dan panas setelah perjalanan dari tempatku bermain. Sejenak aku duduk dikursi yang sudah peot, terlihat warna yang telah memudar pada kursi plastic berwarna merah itu. Tapi ke empat kursi telah banyak menyenangkan hati para tamuku yang telah datang. Katanya kursi kamu telah peot dan kusam, kenapa tidak diganti saja. Tapi pernyataan itu hanya berlalu di telingaku, ku anggap sebagai lelucon walaupun terkesan menyindir.

Puas dengan istirahat, ku sempatkan untuk membuat segelas teh, minuman favorit aku yang sering membuat diriku rileks setelah seharian bermain di padang harapan. Minuman yang telah memberiku intuisi untuk tetap mengingatnya, memberikan inspirasi keseharian, dan juga teman bermalas-malasan di depan computer yang aku beli dengan hasil peras keringatku dan akhirnya memberiku ruang untuk menikmatinya juga. Tapi kenikmatan paling nikmat di dunia adalah tertawa. Terserah dianggap gila atau semacamnya.

Adzan maghrib berkumandang, bau badan masih menyengat. Hiraukan saja, hatiku menyela. Aku bergegas mengambil pakaian ganti, menuju ke masjid dekat rumah, tak jauh dari gubuk peristirahatanku. Usai shalat maghrib, aku menatap langit. Teringat senyum miliknya, kuambil handphone dalam saku celanaku, ku buka profil facebook milikku. Kutulis status “Banyak lisan tuk di ungkapkan, banyak harapan tuk panjatkan, banyak kiasan tuk ditafsirkan. Tak cukup kertas, tak cukup tinta untuk menulisnya. Hanya sebatas memandang dan merasakan tanpa menyentuh. Rindu terbalut kalut, rajut terpaku oleh samarnya cinta. Inilah "ungkapan mistis" dariku, untukmu.

Minggu, 20 Februari 2011

Asal Usul nama Indonesia

Dalam suatu seminar di awal tahun 2002, Pramoedya Ananta Toer melontarkan pernyataan yang menggelitik. Katanya, kurangnya kesadaran sejarah menyebabkan negeri ini kacau balau. Bahkan tidak mengoreksi diri. Penulis yang sejumlah karyanya dibredel di masa Orde Baru itu menggugat, “Mengapa negeri ini dinamakan Indonesia? Bukankah itu artinya Kepulauan India? Itu salah, tapi kita tidak bisa dan tidak mau memperbaiki nama.”

Apalah arti sebuah nama, kata pujangga Inggris, William Shakespeare. Tentu akan lain persoalannya jika menyangkut nama sebuah negara. Kalaupun nama negara ini kemudian diganti, akan sederhanakah proses dan akibatnya? Kata ‘Indonesia’ diperkirakan berasal dari kata Indos Nesos, suatu bahasa perdagangan kuno untuk kawasan sekitar Selat Malaka, yang berarti Kepulauan India. Tentu merupakan sebuah kerancuan jika Indonesia dianggap sama dengan India. Bagaimana bisa dua negara yang berbeda letak geografisnya itu disamakan?

Awalnya, Indonesia dikenal sebagai Hindia Belanda (Dutch Indies), Netherland Indies, atau Hindia Timur (East Indies). Seorang ahli geografi berkebangsaan Jerman, Adolf Bastan, yang dianggap pertama kali mempopulerkan nama Indonesia. Ia pertama kali menggunakan nama Indonesia dalam karyanya yang berjudul “Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipels (1884). Tentu saja yang dimaksudkan dengan ‘Indonesien‘ adalah ‘Kepulauan Nusantara’. Sejak itu, kata Indonesia menjadi lazim dalam khazanah ilmu pengetahuan, terutama dalam ilmu etnologi dan ilmu bahasa.

Namun, ada perkiraan bahwa nama Indonesia lebih tua daripada perkiraan semula. Diduga juga, seorang etnolog Inggris James Richardson Logan sudah memakai nama Indonesia pada 1850. Tepatnya dalam karangannya di “Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia” yang berjudul “The Ethnology of the Indian Archipelago“.

Begitupun G.W.Earl, dianggap sebagai pendahulu. Ia memakai istilah “Indu-nesians” dan “Malayunesian” untuk menunjuk penduduk kepulauan ini, meski tidak sampai pada penamaan Indonesia untuk kepulauan yang menjadi surga bagi perdagangan rempah-rempah saat itu. Earl menyebutkan kata ‘Indu-nesian‘ hanya dalam arti etnologis. Sedangkan Logan memberikan arti kata ‘Indonesia’ dari sudut geografis.

Logan tidak keberatan terhadap nama Indonesia, meski bagi orang Eropa kata itu kedengaran berbau bahasa Yunani. Menurut dia, kata ‘nusa’ -artinya pulau- yang dari bahasa Melayu mungkin sama tuanya dengan kata ‘nesos‘ dari bahasa Yunani.
Selanjutnya, sejak 1992 dalam dunia politik nama itu secara konsekuen dipakai oleh Perhimpunan indonesia (PI), gerakan yang beranggotakan para mahasiswa bumiputera di Belanda. PI, yang antikolonialisme dan imperialisme dengan tokoh sentral Bung Hatta, mempunyai agenda “Indonesia merdeka dari penjajahan”. Bersamaan dengan itu, pengertian dan konsep ‘Indonesia’ menjadi milik umum di kalangan kaum nasionalis Indonesia. Yang dimaksud dengan Indonesia tentunya seluruh wilayah yang tengah dikuasai Belanda.

Puncaknya terjadi pada 28 Oktober 1928, dengan adanya ikrar dari para pemuda, yang kemudian dikenal sebagai peristiwa Sumpah Pemuda. Meski “kacau balau” seperti kata Pramoedya, sampai-sampai penyair Taufik Ismail pun menulis “Malu (Aku) Menjadi Orang Indonesia“, serta mengalami krisis di segala bidang dan ancaman separatisme, Indonesia tetap ada dan utuh hingga kini. Namanya pun tetap Indonesia, sebuah negara yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dengan hapir 14.000 pulau yang dihuni oleh ratusan juta manusia dari beraneka etnis dan bahasa.

Dikutip dari : forum.vivanews.com

Rabu, 16 Februari 2011

Maudu’ (Perayaan Maulid Nabi Muhammad S.A.W)

12 Rabiul Awal, dalam kalender Hijriyah sebagai hari kelahiran Rasululah Muhammad S.A.W. dalam hari ini, para umat islam merayakan dengan berbagai syukuran atas kelahirannya. Di Indonesia, pada umumnya merayakannya dengan berbagai macam kegiatan, sebut saja arak-arakan dengan berbagai pernak-pernik yang berbau islam. Ada juga melempar koin sebagai wujud syukur dan masih banyak lagi kegiatan untuk merayakan hari kelahiran Muhammad SAW dan telah menjadi kukltur dalam kehidupan bermasyarakat pada tempatnya masing-masing.

Sebagai acara tahunan, masyarakat islam tentunya mengambil hikmah dari sebuah kegiatan tersebut, apalagi yang berhubungan dengan “iman” atau keyakinan akan seorang yang telah menjadi kultur. Atau lebih dikenal sebagai adat yang telah menjadi bagian kehidupan masyarakat tertentu dan apabila ditinggalkan, maka ada sebuah nilai yang telah hilang dalam masyarakat tersebut.

Nilai-nilai adat yang telah melengket pada masyarakat kemudian membawa pengaruh terhadap penyebaran agama Islam di Indonesia, tentunya bagi masyarakat Indoensia dalam merayakan Maulid ini menjadi sebuah kewajiban ("karena adat"). Sebut saja masyarakat di Pangkep, menjadikan hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai bagian dari hari besar selain Idul Fitri dan Idul Adha. Berbagai perayaan yang diadakan, tentunya memiliki nilai-nilai adat, misalanya :
1. Merperkuat Ukhuwah masyarakat Islam
2. Sebagai wadah silaturrahmi dan wujud kesyukuran atas nikmat yang diberikan Allah, SWT.
3. Nilai adat (bahasa Lontarak) masih terjaga, terlihat dari tulisan-tulisan yang digunakan walaupun perkembangan teknologi semakin maju.

“Keunikan Perayaan Maulid” ( Kelurahan Bonto Perak, Pangkep)

Mungkin anda telah banyak melihat acara perayaan Maulid dan pasti mengenal dengan melihat pernik-pernik yang digunakan dalam perayaan tersebut. Dalam postingan kali ini, saya memperkenalkan hajatan Maulid di kelurahan Bonto Perak, Yaitu Maudu’. Maudu’ bagi masyarakat Bonto Perak adalah termasuk perayaan besar yang mesti dirayakan karena wujud sebuah keimanan. Masyarakat menggunakan “Telur” sebagai symbol kelahiran yang dihiasi berbagai pernak –pernik dan berbagai jenis masakan dari hasil pertanian (Tambak & Sawah). Anda dapat melihat foto-foto perayaan Maulid di bawah ini.

Dari foto-foto tersebut, terlihat rangkaian kegiatan dari masyarakat yang sedang memperingati Maulid Muhammad SAW. Mulai dari satu keluarga membawa (Baku’) yaitu wadah yang telah dihiasi telur dan beberapa pernak-pernik dan telah di isi dengan aneka jenis makanan, Baku’ tersebut di bawa kemesjid untuk di doakan (Barzanji), setelah Barzanji dan doa-doa dilakukan keluarga yan telah membawa baku tersebut dipanggil namanya kembali untuk menerima Baku’ yang berbeda. Uniknya Baku’ yang kita terima bukan lagi yang kita bawa ke mesjid tadi, tapi Baku’ keluarga lain yang merupakan wujud sebuah silaturrahmi (sedekah) ke keluarga lain atas Baku’ yang diterima. Terlihat juga Baku’ yang bertuliskan huruf lontarak yang menunjukkan kebudayaan lontarak masih terpelihara.




Minggu, 13 Februari 2011

Kado buat Kampungku (Ultah Pangkep)

Tak banyak ingin ku ungkap
Tapi cukup hasrat tuk meminta
Tak banyak ingin kuberikan
Tapi cukup hasrat peduli

Semoga jalan menuju citamu sampai
Semoga doa-doa mereka nyata dan memberi berkah
Semoga kampungku Damai dan Sejahtera
Serta Rakyatnya Makmur dan Sentosa


8 Februari….(ULTAH PANGKEP)
Maaf, Jika Ucapannya Telat

Sabtu, 12 Februari 2011

Manusia Bissu

Satu lagi bagian dari sejarah yang telah hampir punah di negeri kita, yaitu Manusia Bissu. Bukan jenis manusia baru dalam tatanan makhluk hidup, tapi sebutan manusia sebagai bagian dari kebudayaan. Manusia yang masih memelihara dan menjaga kode etik budaya masa lalu yang pernah mengukir sejarah negeri kita yang tercinta.

Bissu adalah nama kelompok yang waria (red Makassar : calabai), laki-laki yang memiliki kepribadian perempuan, tapi berbeda dengan waria yang sering kita kenal. Bissu berasal dari kata “Bessi” atau “Suci”. Adalah orang kepercayaan kerajaan yang menguasai bahasa langit, menjadi perantara antara DewataE dengan masyarakat awam. Bissu sampai saat ini masih ada di Bonto Mate’ne Kecamatan Segeri, tepatnya di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Mereka adalah orang kepercayaan Kerajaan Siang, kerajaan yang pernah ada di Segeri, walaupun kerajaan itu telah punah tapi budaya yang masih tersisa tetap terjaga.

Sampai saat ini “Bissu” masih menjadi bagian dari kehidupan masyarakat segeri. Sebut saja “Mappalili” ritual ini diadakan sekali setahun untuk menyambut musim tanam padi, dalam ritual ini para bissu akan melakukan “Maggiri” yaitu menusukkan “Badik” ke bagian tubuh mereka (Badik : sejenis benda tajam masyarakat Bugis/Makassar). Dalam ritual ini memerlukan persiapan yang sangat matang dan lama (melakukan syarat yang menjadi bagian dari acara Maggiri). Jika syarat itu tidak dipenuhi, maka kemungkinan dalam acara “Maggiri” yang dilakukan oleh Bissu akan mengeluarkan darah, tapi efek yang tidak parah, hanya sedikit berdarah tapi bisa disembuhkan oleh Bissu sendiri.

Akhir tahun 2010, tepatnya di bulan November acara “Maggiri” pernah dilakukan untuk menyambut musim tanam padi, ada keinginan untuk menonton acara itu tapi letak yang sangat jauh dan kondisi jalan menuju tempat upacara “Maggiri” rusak (sementara dalam perbaikan). Ke esokan harinya, hanya melihat masyarakat segeri sedang berbondong-bondong menuju jalan dengan membawa air dan menyiram setiap orang-orang yang melewati jalan, inilah adalah puncak Upacara “Maggiri” sebagai kegembiraan untuk menyambut datangnya Musim Tanam Padi. Walaupun ritual ini sedikit berbeda, tapi nilai-nilai budaya masih terjaga dinegeri ini.

Semoga budaya di negeri kita yang tercinta ini, tetap terjaga dan lestari. Semoga Pemerintah setempat peduli kepada mereka yang ingin melestarikannya dan mengajarkan ke generasi kita mendatang. Ini adalah harta peninggalan nenek moyang kita yang pelu kita jaga.

Mari kita jaga…!!!


Selengkapnya tentang Manusia Bissu >>>Baca “Manusia Bissu” Oleh : M. Farid W. Makkulau.

Rabu, 09 Februari 2011

Kapitalisme Bugis

Kapitalisme, istilah yang sangat populer. Dan juga sering diperbincangkan dalam dunia (bisnis). Berasal dari kata “Kapital” atau biasa dikatakan Modal dalam bentuk uang atau barang yang dipakai dalam perdagangan. Dan sering digeneralkan sebagai hal yang buruk (merugikan), tapi itu sebagian orang yang posisinya merasa dibawah pemilik modal. Tapi bagaimana dengan Kapitalisme orang Bugis, apakah hal yang dibahas oleh orang-orang di dunia patut kita generalkan bahwa itu buruk atu sebaliknya. Dan hal apa yang menarik dalam Kapitalisme Bugis, semuanya dibahas dalam buku Kapitalisme Bugis.

Kapitalisme tak jauh dari sebuah etika, apalagi dalam berbisnis atau berdagang, kemudian keunggulan apa yang menjadi penarik agar proses bisnis ini menjadi maju, tentunya etika. Dalam hal ini, Ahmadin sebagai penulis buku ini memaparkan dari aspek social-kultur dalam berdagang masyarakat bugis. Dimulai dari adat yang menjadi norma-norma perdagangan, orang-orang bugis memiliki ciri khas tersendiri sebagai pedagang, mengutamakan “adat” sebagai norma untuk menjalankannya.

Satu yang membuat saya tertarik tentang pandangan orang Bugis, adalah “SIRI’”, menurut orang bugis : yang membuat kita manusia seutuhnya (hakiki) adalah siri’, tanpa siri’ kita hanya menyerupai manusia tapi lebih mirip binatang. Banyak hal lagi yang menurut saya banyak yang belum diketahui mengenai budaya Bugis/ Makassar. Terakhir…”Sipakatau, Sipakalabbi, sipakainge”

Lebih jelasnya..carilah bukunya…Kapitalisme Bugis karya Ahmadin.

.

Minggu, 06 Februari 2011

Siri’ Na Pacce’ ; oleh Siti Tasniah

Siapa yang tak kenal dengan istilah ini, pastinya dari Makassar, bagi Siti Tasniah dia jadikan sebagai judul untuk membangkitkan atau mengenalkan budaya Bugis/Makassar lewat tulisannya yang berjudul “SIRI’ NA PACCE” dan juga memperkenalkan potensi penulis makasar untuk bersaing dengan penulis-penulis lainnya, mengenai Profil dari penulis, saran saya untuk segera membeli bukunya, seru dan juga kental tentang budaya Makassar walaupun hanya sedikit yang diperkenalkan. Bagi saya sebagai pembaca senang dengan tulisannya yang membuka tentang budaya Bugis/Makassar.

Bukan berarti saya banyak tahu tentang budaya, tapi namanya ingin tahu pastilah mencari tahu, apalagi tentang budaya Bugis/Makassar. Apalagi cara Penyajian dalam buku karya Siti Tasniah ini unik, Lucu dan mudah dimengerti, mungkin karena dalam bukunya sebagian dari jalan kehidupan penulis, lebih banyak bercerita tentang Kota kelahirannya yaitu Bantaeng.

Jika ingin tahu banyak isi dan cerita dari buku ini, segera beli kawan…!! Nanti kehabisan…hmmm…ini bukan Promosi loh..!!