Rabu, 27 April 2011

Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur !

Salahkah aku mencobai jalan hidup dengan menjadi Pelacur? Salahkah aku, bila dengan menjadi Pelacur, aku bisa mendapatkan kembali kekuatanku yang sudah diporak-porandakan oleh Tuhan dan kaum lelaki maniak, kaum lelaki munafik

Penggalan isi dari novel ini menjadi cambuk, menjadi momok kekecewaan seorang Nidah Kirana, tokoh dari novel ini yang mengambil jalan pintas menjadi Pelacur atas kekecewaanya terhadap Tuhannya. Tuhan yang dianggapnya sebagai tempatnya menyembah dan juga Tuhannya lah juga yang membuat seorang Nidah Kirana yang mencari jati diri sebagai seorang pejuang menuju NII.

Awalnya, Nidah Kirana adalah mahasiswa yang boleh dikata pergaulannya sederhana, hidup dengan kecukupan, biaya kuliah ditanggung oleh orang tuanya (sebagai pengusaha bahan bangunan). Tertarik dengan belajar agama karena kekaguman kepada seorang perempuan yang kesehariannya tak lepas dari syariah agamanya. Rahmi, sosok yang membuat Nidah Kirana serius menjalani pengajian, walaupun tak lama bersama. Tapi seorang Nidah Kirana tak putus asa dengan tekadnya.

Dia pun berusaha mencari dan mencari. Dan atas usulan Rahmi juga ,Nidah Kirana bersedia untuk di bai'at (disumpah) untuk menjadi bagian perjuangan yang telah mengubah pola pikirnya. Selama setelah proses “Penyumpahan”, Nidah Kirana dibenturkan dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan akal pikirannya, kejanggalan-kejanggalan yang didapatnya kemudian dia akumulasikan menjadi sebuah “Kekecewaan”, yah kekecewaan terhadap teman-teman perjuangannya dan juga kepada Tuhannya.

Hasilnya, dia pun menyimpulkan perjuangannya adalah sia-sia. Dan salah satu jalan untuknya untuk lepas adalah “Go Away”. Dalam pelariannya, Nidah Kirana terus dihantui olehmasa lalunya, tempat ia memulai perjuangan sebagai pejuang Tuhannya, untuk menghilangkannya dia pun ikut dalam sebuah forum aliran kiri yang cukup terkenal di kampus barunya. Dari forum inilah Nidah Kirana melakukan kontak langsung dengan laki-laki. Hingga menjadi seorang pelacur yang mempunyai label bertarif mahal, ironis.

Sedikit Komentar dariPembaca

Setidaknya aku menikmatinya buku ini, seperti aku “melacuri buku ini”. Dengan melucuti isi dari novel ini hingga emosi serta dengan seksama menerawang perjalanan Nidah Kirana yang telah kecewa terhadap Tuhannya. Tapi apakah sebuah kekecewaan harus diakhiri dengan “DOSA”, apakah kisah Nidah Kirana adalah salah satu kisah dari pelacur-pelacur di negeriku. Ini hanya tebakanku, tapi kekagumanku kepada seorang perempuan tidak seperti ini. Aku tak ingin perempuan digeneralkan sebagai pelampiasan nafsu lelaki. Itu adalah tafsiran parsial menurutku.

Mungkin jalannya pelacur adalah jalannya dari Tuhannya untuk dirinya dan akan kembali kepada Tuhannya pula, konsep demokrasi tentunya. Biarkan dia kecewa kepada Tuhannya asal bukan kepada Tuhanku. Kalaupun dia tidak percaya kepada Tuhannya, kenapa dia harus takut. Bukankah takut adalah sebuah image tentang keberadaan Tuhan. Jika takut bertanggung jawab, maka janganlah berbuat dosa. Bahkan neraka dan surga bukanlah sebuah ekspektasi kehidupan manusia, tapi pada proses selama ia hidup di dunia. Tapi adakah Tuhan yang seperti itu, mungkin Tuhannya Nidah Kirana tak sama dengan Tuhanku (hehehehe).

Tuhan baruMungkinkah?

Sekarang , fenomena pluralis adalah penyakit yang menjangkiti syurgaku (negeriku). Krisis aktualisasi diri menjadikan sebangsaku mencari peruntungan. Kekayaan negeri ini digrogoti oleh bangsaku sendiri. Habis menyisakan duka dibelahan saudaraku yang menanti uluran tangan pemipin bangsa. Apakah proses ini merupakan jalan setapak akan munculnya Tuhan baru?, tuhan yang akan mengangkat derajat bangsaku menjadi dimuliakan dan bisa disetarakan dengan bangsa yang lain.

Dan apakah Tuhan baru itu akan tiba, dan apakah situs (red:YouTub.com) yang telah mengangkat “Menjadikan” sebagai idola baru dalam negeri kita ditengah keresahan bangsaku, telah membentuk sebuah fenomena sosial, apakah dia “Tuhan Manusia”. Sesekali aku pun menertawakan diriku, atas kesombonganku sendiri, melihatnya dikrumuni sebagai “Idola”. Dari Fenomena “Briptu Norman”, hingga kedatangan “Justin Bieber” telah menyita kalangan bawah sampai atas. Aku pun terperangah, sadarkah aku melihatnya dan mendengar pemberitaanya?, sampai saat ini media meng-Agung-kannya.

Ada uang ada barang, tak ada uang abang ditendang, Ada uang anda puas, tak ada uang tak ada kenikmatan. Dialah TUHAN UANG.

Rabu, 20 April 2011

Penantian ( Bunga Cinta )

Biarkan asa menambah sesak, gugur cinta pun tak mengapa
Biarkan kecewa menambah derita, hilang sayang pun akan terbiasa
Kupercaya waktu seutuhnya, karena milik-nya, hak-nya pula
Kuyakin pencipta sembunyikan cinta, karena milik-nya, hak-nya pula

(Gambar diambil dari : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinRakw3F4DHu1kFTi-KFwQ9zMz3JlIrBEfYguaYWI_xKVl33vLuLBuQRMSRDqhyphenhyphen9Zp_Dw7IqGlwbSrYHwgyhPukf2CvAEm1nbhBjrxGGNqy7nXZT8_vvDlyzgqHjvpvFZhN5uawCttXQc/s1600/elfakir_senja_yang_basah.jpg )

Selasa, 19 April 2011

Kepopuleran (Justin Bieber VS Bom Biadab)

Bagi fanatik Justin Bieber, siap-siaplah untuk merogoh uang sakumu, pastikan tiket untuk menonton idola favoritmu segera kau dapatkan. Justin Bieber akan menggungcang Indonesia lewat aksinya. Justin yang terkenal melalui Youtube akan mendatangi anda di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, 23 April 2011 ini. Pemberitaan akan kedatangan pelantun Baby..baby..oh… ini akan menyita mata publik di Indonesia, walaupun pemberitaannya cukup kontroversial tapi mengenai kejelasan akan kedatangannya dipastikan akan berlangsung tak lama lagi. Sesuai dengan keterangan pihak Promotor “Berlian Entertainment”, yang sudah mengantongi surat izin konser dari Kepolisian.(Sumber :Viva News. Com)
Bom Biadab VS Justin Bieber

1000 Polisi, dikabarkan akan meng-cover wilayah tempat berlangsungnya konser. Dan pastinya dukungan dan keamanan dari beberapa pihak akan menjadi sorotan publik, apalagi kisruh tentang aksi BOM bunuh diri bisa dikatakan telah mulai diselesaikan, walaupun pelaku Bom bunuh diri (Muhammad Syarif) terbunuh dalam aksinya, sungguh biadab, niat jihad tapi di tempat yang salah, dan akhirnya pepatah “Senjata makan tuan” benar adanya.

Waspada merupakan hal yang perlu dilakukan masyarakat, sampai sekarang kita masih buram motif yang ingin dilakukan si Bomber. Kepopuleran yang dimiliki oleh Justin dapat menyita perhatian beberapa pihak, secara bahwa justin adalah idola publik dunia. Dari media A-Z akan memberikan pemberitaan hal kedatangannya. Apalagi di negeri ini sedang demam kepopuleran “Over Actualitation”, walaupun hal itu tanpa kesengajaan, siapa yang tahu nasib seseorang, itu sudah takdir yang digariskan pencipta.

Tapi fenomena Ujian Nasional akan berakhir, sejalan dengan berakhirnya pesta Ujian Nasional, mereka (siswa-siswi) akan terobati dengan aksi sang fenomenal Justin Bieber, siapkah Uang anda..?

Senin, 18 April 2011

Fenomena "Distorsi" di Negeriku

Akhir-akhir ini pemberitaan media makin hangat, sesuai dengan jamannya. Pengaruh teknologi tak luput menjadi pemberitaan juga. Aksi kocak dari Briptu Norman seakan menyita mata seluruh rakyat Indonesia, sebagai Polisi Fenomenal, yang mendadak menjadi artis ibukota, dan menjadi buah bibir masyarakat. Meskipun ditengah kisruh pem-bom-an yang tejadi disebuah masjid Kepolisian di Cirebon.

Siapa yang tak kenal dengan youtube, situs yang menyediakan dan telah banyak memberikan jasa kepada siapa pun, bagi penikmatnya, tak cukup menjadi media informasi tapi malah menjadi media pencari keberuntungan (menjadi bagian dari dunia keartisan). Mungkin anda telah banyak tahu tentang orang-orang yang terkenal melalui dari situs Youtube ini. Apakah anda berminat menjadi bagian darinya?, mencari keberuntungan dengan aksi kocak atau aksi yang aneh dan bisa menjadi buah bibir di dunia maya.

Begitu mudah jalan menuju roma, yah… dengan sedikit merogoh uang yang banyak, anda akan dapat terbang kesana. Seperti ini lah fenomena yang terjadi di negeri ini. Dalam nalarku, semuanya masuk akal dengan uang. Apapun yang terjadi, ujung-ujungnya adalah uang. Masih ingat pemberitaan media tentang Pegawai Bank Fenomenal (Malinda Dee), bayangkan saja berapa uang yang telah dia ambil dari nasabahnya hingga sampai “Milyaran Rupiah”. Jika di ilmiahkan, itu hal yang mustahil bagi saya, tapi cukup menikmati perkembangannya, dengan sedikit kritikan yang menuai Pro dan Kontra, tentang perbuatan anehnya.

Dan dipertengahan bulan ini, aksi-aksi teroris semakin biadab. Dalam tayangan beberapa stasiun televisi “Bom Biadab” kini merajalela, tak tanggung-tanggung mereka menghancurkan fasilitas masyarakat, dan sampai saat ini maksud dari serangkaian aksinya tak dapat diketahui, hanya sebuah penaksiran tentang latar belakang pribadinya bukan pada akar aksinya. Padahal pihak kepolisian telah mebuat badan khusus untuk mengusut hal ini. Yah..percaya saja lah dengan usaha beliau, kita patut meng-apresiasi usaha-usaha beliau-beliau, karenba mereka lah yang lebih berkompeten.

Ditambah lagi aksi-aksi didunia pendidikan ditengah-tengah pemberitaan Ujian Nasional (UN). Bahwa institusi pendidikan yang berkenamaan mengupayakan agar lulusannya menjadi terbaik dan tidak ada lagi yang mengambil paket khusus. Adapun juga kisruh standar kelulusan menjadi salah satu yang menjadi pemicu aksi-aksi ini.

Damainya negeriku, sejahtera saudara-saudaraku, Mungkinkah..! (Jika ini sebuah sikap apatis dari diriku, mudah-mudahan tidak dialami oleh orang lain, tapi bagiku hal ini menjadi pemicu agar pemimpin negeriku mengupayakan yang paling terbaik untuk negeri kita tercinta, less talk more action. Jika mereka (beliau-beliau) paham maksudku, aku akan ikut merubah negeriku menjadi negeri terpandang sejagat raya. Bukan kenaifan, tapi inilah tekadku yang sesungguhnya).

Senin, 11 April 2011

Panorama

Di ujung perhentian langkahku
Ku tanyakan pada semesta
Apakah rahasia di balik keindahanmu?



Adakah sekecil apa pun untuk tahu
Agar aku paham lebih dan mencintai

Kamis, 07 April 2011

Kepuasan (Terdefinisi atau Terhitung)

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk bisa “eksis” dan tenar di dunia, kemajuan teknologi pun mendukung. Banyak jalan menuju Roma, bukan ungkapan sekedar ungkapan, tapi memiliki dan memacu seseorang untuk lebih giat mencapai tujuannya. Sepatutnya seseorang mendapatkan hasil kerja kerasnya, mungkin di arahkan ke hal-hal negatif atau positif. Itu pun tergantung dari pemakainya, Sekedar opini tapi selera manusia tak berujung, menjadi Puas dan lebih puas lagi.

Apa Yah?

Dan hal inilah yang terjadi di masyarakat kita, ataupun di dunia pada umumnya, banyaknya jalan untuk mencapai sebuah ketenaran atau ingin di idolakan oleh siapa pun adalah pemicu. Begitu pun teknologi sebagai media yang begitu banyak berjasa untuk bisa mewujudkannya.

Mungkin kita tak asing dengan video Lipsing Keong Racun oleh Shinta-Jojo yang beredar di you tube, atau Udin dengan video lucunya yang berjudul Udin Sedunia, sekarang kita tertuju dengan kehadiran video Lipsing Norman yang menyanyikan lagu india. Semuanya beredar melalui you tube dengan ketidak sengajaan ataupun disengaja, tapi namanya komentar pasti ada sisi positif dan negatifnya, yah…lagi-lagi sesuai selera (kepuasan).

Sebuah fenomena di tanah air kita, yang kemudian bermotamorfosa sebuah keajaiban dan bukan hal asing. Maksudnya lambat-laun kita dapat menerima kehadirannya karena sifatnya menghibur. Tapi apakah pencapaian yang telah dimiliki oleh orang tersebut menjadi tolak ukur sebagai “keberhasilan" ?

Pesona Malinda Dee, pernikahan sesama lelaki, ketenaran Shinta-Jojo, Cerita tentang nama Udin, hingga lagu india oleh Norman. Ada-ada saja cerita di negeriku yang tercinta, dan hingga kini aku berfikir, jikalau anak-anak bangsa tak memiliki pemikiran panjang dan analisa yang matang, mungkin budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang kita akan terkikis, lama kelamaan hanya tinggal sebuah dongeng (mudah-mudahan tidak seperti itu).

Dan kuharap ada solusi yang ditawarkan oleh yang pantas memberi dan dukungan maksimal dari masyarakat seutuhnya. Bukan hanya larut oleh kondisi perpolitikan di negeri ini yang tak kunjung ada penyelesaian. Yah, kupercayakan sepenuhnya pada beliau-beliau, mungkin mereka mendengarnya atau sadar akan kondisi kekinian negeri kita. Amin...!