Musim kemarau berganti,
kini telah datang musim penghujan. Kini para petani mulai berbenah,
berfikir kembali dan berkutik dengan masalah pertaniannya.
Alhamdulillah, syukur pun dipanjatkan atas turunnya hujan saat itu,
serasa rasa ini tak cukup puas dengan hanya menatap tetesan air yang
jatuh dari langit, tanpa merasakan dinginnya.
Kala itu petang, tampak dunia belahan barat meng-orange. Sungguh ketakjuban yang tak ada bandingannya, kuasa Tuhan tidak perlu kita pertanyakan, di sela awan-awan hitam bagai noda bagi dunia, tapi ketakjuban melebihi apapun, tak peduli seberapa banyak air hujan yang akan turun, kami hambamu wahai Tuhan menerima dengan lapang. Sungguh besar rezki mu kepada kami, tapi apa yang telah kami perbuat di dunia ini, kami mengotorinya dengan beribu jenis sampah yang tak kian ada penyelesaiannya, sungguh kami manusia yang tak puas, kuasamu sungguh engkau tampakkan dengan ulah kami sendiri. Terima kasih Tuhan, rezki-Mu tapi kami kufur.
Di awal musim penghujan ini, pemerintah kami mulai berbenah dengan memperbaiki fasilitas pengairan di tempat tinggal kami, perluasan jalan untuk mengurangi kemacetan. Tapi justru tak ada finishing dari rangkaian program kerja itu. Kemana kami harus mengeluh, jika kami mengeluh, mungkin hanya sebuah kata yang harus kami tahu, The Way is The Way. Kami hanya menunggu harapan dari mereka yang duduk, yang katanya memperjuangkan suara kami yang telah memilihnya. Mudah-mudahan saat itu akan datang jua, yang akan membuat bibir kami tersungging tersenyum. Amin.
Maraknya korupsi di negeri kami, kian hari kian menggemeskan. Pembicaraan itu pun jadi sorotan dari pengayuh tukang becak, tukang ojek, hingga forum yang banyak di siarkan oleh TV Swasta, untuk menaikkan rating, atau popularitas dan segala macamnya. Tapi tidak bagi pemulung, pengemis, dan pengamen dan masih banyak lagi yang belum tersebutkan namanya, mereka tetap menikmati hidup mereka dengan profesi masing-masing, menunggu rezki dari uluran tangan yang akan berbelas kasih kepada mereka. Tapi akankah ditengah belenggu korupsi yang makin marak.
Tapi curhatku, tak cukup sampai ujung dari tulisan ini, hingga ajal pun jemari ku tetap akan menulis, hingga tangan ini habis oleh gesekan keyboard ini...
Slmat menikmati tulisan ini. Peace, love & respect..!!
Kala itu petang, tampak dunia belahan barat meng-orange. Sungguh ketakjuban yang tak ada bandingannya, kuasa Tuhan tidak perlu kita pertanyakan, di sela awan-awan hitam bagai noda bagi dunia, tapi ketakjuban melebihi apapun, tak peduli seberapa banyak air hujan yang akan turun, kami hambamu wahai Tuhan menerima dengan lapang. Sungguh besar rezki mu kepada kami, tapi apa yang telah kami perbuat di dunia ini, kami mengotorinya dengan beribu jenis sampah yang tak kian ada penyelesaiannya, sungguh kami manusia yang tak puas, kuasamu sungguh engkau tampakkan dengan ulah kami sendiri. Terima kasih Tuhan, rezki-Mu tapi kami kufur.
Di awal musim penghujan ini, pemerintah kami mulai berbenah dengan memperbaiki fasilitas pengairan di tempat tinggal kami, perluasan jalan untuk mengurangi kemacetan. Tapi justru tak ada finishing dari rangkaian program kerja itu. Kemana kami harus mengeluh, jika kami mengeluh, mungkin hanya sebuah kata yang harus kami tahu, The Way is The Way. Kami hanya menunggu harapan dari mereka yang duduk, yang katanya memperjuangkan suara kami yang telah memilihnya. Mudah-mudahan saat itu akan datang jua, yang akan membuat bibir kami tersungging tersenyum. Amin.
Maraknya korupsi di negeri kami, kian hari kian menggemeskan. Pembicaraan itu pun jadi sorotan dari pengayuh tukang becak, tukang ojek, hingga forum yang banyak di siarkan oleh TV Swasta, untuk menaikkan rating, atau popularitas dan segala macamnya. Tapi tidak bagi pemulung, pengemis, dan pengamen dan masih banyak lagi yang belum tersebutkan namanya, mereka tetap menikmati hidup mereka dengan profesi masing-masing, menunggu rezki dari uluran tangan yang akan berbelas kasih kepada mereka. Tapi akankah ditengah belenggu korupsi yang makin marak.
Tapi curhatku, tak cukup sampai ujung dari tulisan ini, hingga ajal pun jemari ku tetap akan menulis, hingga tangan ini habis oleh gesekan keyboard ini...
Slmat menikmati tulisan ini. Peace, love & respect..!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar