Kamis, 07 April 2011

Kepuasan (Terdefinisi atau Terhitung)

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk bisa “eksis” dan tenar di dunia, kemajuan teknologi pun mendukung. Banyak jalan menuju Roma, bukan ungkapan sekedar ungkapan, tapi memiliki dan memacu seseorang untuk lebih giat mencapai tujuannya. Sepatutnya seseorang mendapatkan hasil kerja kerasnya, mungkin di arahkan ke hal-hal negatif atau positif. Itu pun tergantung dari pemakainya, Sekedar opini tapi selera manusia tak berujung, menjadi Puas dan lebih puas lagi.

Apa Yah?

Dan hal inilah yang terjadi di masyarakat kita, ataupun di dunia pada umumnya, banyaknya jalan untuk mencapai sebuah ketenaran atau ingin di idolakan oleh siapa pun adalah pemicu. Begitu pun teknologi sebagai media yang begitu banyak berjasa untuk bisa mewujudkannya.

Mungkin kita tak asing dengan video Lipsing Keong Racun oleh Shinta-Jojo yang beredar di you tube, atau Udin dengan video lucunya yang berjudul Udin Sedunia, sekarang kita tertuju dengan kehadiran video Lipsing Norman yang menyanyikan lagu india. Semuanya beredar melalui you tube dengan ketidak sengajaan ataupun disengaja, tapi namanya komentar pasti ada sisi positif dan negatifnya, yah…lagi-lagi sesuai selera (kepuasan).

Sebuah fenomena di tanah air kita, yang kemudian bermotamorfosa sebuah keajaiban dan bukan hal asing. Maksudnya lambat-laun kita dapat menerima kehadirannya karena sifatnya menghibur. Tapi apakah pencapaian yang telah dimiliki oleh orang tersebut menjadi tolak ukur sebagai “keberhasilan" ?

Pesona Malinda Dee, pernikahan sesama lelaki, ketenaran Shinta-Jojo, Cerita tentang nama Udin, hingga lagu india oleh Norman. Ada-ada saja cerita di negeriku yang tercinta, dan hingga kini aku berfikir, jikalau anak-anak bangsa tak memiliki pemikiran panjang dan analisa yang matang, mungkin budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang kita akan terkikis, lama kelamaan hanya tinggal sebuah dongeng (mudah-mudahan tidak seperti itu).

Dan kuharap ada solusi yang ditawarkan oleh yang pantas memberi dan dukungan maksimal dari masyarakat seutuhnya. Bukan hanya larut oleh kondisi perpolitikan di negeri ini yang tak kunjung ada penyelesaian. Yah, kupercayakan sepenuhnya pada beliau-beliau, mungkin mereka mendengarnya atau sadar akan kondisi kekinian negeri kita. Amin...!

1 komentar:

  1. tp yg dilakukan oleh Briptu Norman itu adalah hal kreatif lho..meski berbau kontroversial (plus minus) dlm masyarakat.

    Karena,,segala yg terfikir, akibat budaya masa lalu atau demi kelangsungan masa depan, seharusnya memang mempunyai dukungan ato sanggahan. Maaf,,byk memang yg tidak mengerti ..

    BalasHapus