Senin, 28 Februari 2011

Aku dan Sahabatku

Bercerita tentang dua sahabat yang mempunyai cita-cita menjadi pemimpin, dan masing-masing memiliki kelebihan tapi saling menutupi. Awalnya hanya sebuah pertemuan biasa, tepatnya sejak mereka memasuki sekolah menengah pertama. Lonceng sekolah berbunyi, tanda mata pelajaran pertama telah usai, beberapa siswa berlarian menuju kantin, mereka ingin melepas kepengatan dan kelelahan mereka setelah satu setengah jam mereka belajar untuk hari pertama mereka sekolah. Lain halnya Armand dan Thomas, mereka hanya menikmati sebuah coca cola dengan sebuah buku yang mereka pinjam di perpustakaan sekolah, di bawah pohon mangga itu mereka sedang mendiskusikan tentang perjalanan mereka selama disekolah dasar hingga mereka masuk di sekolah pertama ini.

Mereka menyandarkan badannya di pohon mangga, layaknya seorang kekasih yang saling menyandarkan badannya. Mereka menceritakan tentang pelajaran dan tipe guru yang mereka sukai dan juga cita-cita mereka. Tak luput mereka menyapa teman-teman yang berlalu didepannya, dengan senyuman sedikit miris dan kemudian melanjutan masing-masing cerita mereka. Hingga jam istirahat usai, merka pun menyudahi cerita mereka, mereka ingin melanjutkan cerita mereka pada saat jam istirahat yang kedua, sekalian mereka ingin sholat bersama di mushollah sekolah.

Armand merupakan satu-satunya pemuda yang sekolah yang di sekolah berstatus negeri, mungkin dia hanya beruntung, tapi tekadnya yang menginginkan dirinya untuk bisa bersekolah ditempat yang dia cita-citakan, dan akhirnya hari itu datang juga. Dia pun lulus di sekolah negeri yang merupakan sekolah favorit di kampungnya. Bukan karena dia pintar tapi beruntung, jika dihitung orang pintar banyak dikampungnya, tapi yang beruntung sedikit. Hari-harinya tidak begitu sempurna seperti orang lain, untuk membantu orang tuanya pun bisa dikatakan malas, banyak waktunya yang digunakan untuk bermain. Thomas yang malas terbiasa dengan kehidupan sehari-harinya di sekolah dasar, bermain dan bermain serta jarang belajar, itu pun jika ada pekerjaan rumah dari sekolahnya atau belajar jika ada ujian yang akan dihadapi besok harinya.

Berbeda dengan Thomas, dia dibesarkan dilingkungan yang berkecukupan serta orang tua yang berasal dari keluarga orang terpandang, tapi bedanya Thomas tidak mau besar karena nama orang tuanya, dia ingin mandiri seperti orang lain, dia ingin tidak dimanja lagi karena pikirnya dia telah mampu menjalani dan memilih apa yang dia kehendaki walaupun orang tuanya masih membiayai sekolahnya. Menurut Armand sendiri jarang mendapatkan teman seperti Thomas, karena mereka saling menghargai walaupun status social mereka berbeda, komitmen seperti itulah yang menjadikan mereka tambah akrab setiap hari disekolahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar