Rabu, 16 Februari 2011

Maudu’ (Perayaan Maulid Nabi Muhammad S.A.W)

12 Rabiul Awal, dalam kalender Hijriyah sebagai hari kelahiran Rasululah Muhammad S.A.W. dalam hari ini, para umat islam merayakan dengan berbagai syukuran atas kelahirannya. Di Indonesia, pada umumnya merayakannya dengan berbagai macam kegiatan, sebut saja arak-arakan dengan berbagai pernak-pernik yang berbau islam. Ada juga melempar koin sebagai wujud syukur dan masih banyak lagi kegiatan untuk merayakan hari kelahiran Muhammad SAW dan telah menjadi kukltur dalam kehidupan bermasyarakat pada tempatnya masing-masing.

Sebagai acara tahunan, masyarakat islam tentunya mengambil hikmah dari sebuah kegiatan tersebut, apalagi yang berhubungan dengan “iman” atau keyakinan akan seorang yang telah menjadi kultur. Atau lebih dikenal sebagai adat yang telah menjadi bagian kehidupan masyarakat tertentu dan apabila ditinggalkan, maka ada sebuah nilai yang telah hilang dalam masyarakat tersebut.

Nilai-nilai adat yang telah melengket pada masyarakat kemudian membawa pengaruh terhadap penyebaran agama Islam di Indonesia, tentunya bagi masyarakat Indoensia dalam merayakan Maulid ini menjadi sebuah kewajiban ("karena adat"). Sebut saja masyarakat di Pangkep, menjadikan hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai bagian dari hari besar selain Idul Fitri dan Idul Adha. Berbagai perayaan yang diadakan, tentunya memiliki nilai-nilai adat, misalanya :
1. Merperkuat Ukhuwah masyarakat Islam
2. Sebagai wadah silaturrahmi dan wujud kesyukuran atas nikmat yang diberikan Allah, SWT.
3. Nilai adat (bahasa Lontarak) masih terjaga, terlihat dari tulisan-tulisan yang digunakan walaupun perkembangan teknologi semakin maju.

“Keunikan Perayaan Maulid” ( Kelurahan Bonto Perak, Pangkep)

Mungkin anda telah banyak melihat acara perayaan Maulid dan pasti mengenal dengan melihat pernik-pernik yang digunakan dalam perayaan tersebut. Dalam postingan kali ini, saya memperkenalkan hajatan Maulid di kelurahan Bonto Perak, Yaitu Maudu’. Maudu’ bagi masyarakat Bonto Perak adalah termasuk perayaan besar yang mesti dirayakan karena wujud sebuah keimanan. Masyarakat menggunakan “Telur” sebagai symbol kelahiran yang dihiasi berbagai pernak –pernik dan berbagai jenis masakan dari hasil pertanian (Tambak & Sawah). Anda dapat melihat foto-foto perayaan Maulid di bawah ini.

Dari foto-foto tersebut, terlihat rangkaian kegiatan dari masyarakat yang sedang memperingati Maulid Muhammad SAW. Mulai dari satu keluarga membawa (Baku’) yaitu wadah yang telah dihiasi telur dan beberapa pernak-pernik dan telah di isi dengan aneka jenis makanan, Baku’ tersebut di bawa kemesjid untuk di doakan (Barzanji), setelah Barzanji dan doa-doa dilakukan keluarga yan telah membawa baku tersebut dipanggil namanya kembali untuk menerima Baku’ yang berbeda. Uniknya Baku’ yang kita terima bukan lagi yang kita bawa ke mesjid tadi, tapi Baku’ keluarga lain yang merupakan wujud sebuah silaturrahmi (sedekah) ke keluarga lain atas Baku’ yang diterima. Terlihat juga Baku’ yang bertuliskan huruf lontarak yang menunjukkan kebudayaan lontarak masih terpelihara.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar