Sabtu, 12 Februari 2011

Manusia Bissu

Satu lagi bagian dari sejarah yang telah hampir punah di negeri kita, yaitu Manusia Bissu. Bukan jenis manusia baru dalam tatanan makhluk hidup, tapi sebutan manusia sebagai bagian dari kebudayaan. Manusia yang masih memelihara dan menjaga kode etik budaya masa lalu yang pernah mengukir sejarah negeri kita yang tercinta.

Bissu adalah nama kelompok yang waria (red Makassar : calabai), laki-laki yang memiliki kepribadian perempuan, tapi berbeda dengan waria yang sering kita kenal. Bissu berasal dari kata “Bessi” atau “Suci”. Adalah orang kepercayaan kerajaan yang menguasai bahasa langit, menjadi perantara antara DewataE dengan masyarakat awam. Bissu sampai saat ini masih ada di Bonto Mate’ne Kecamatan Segeri, tepatnya di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Mereka adalah orang kepercayaan Kerajaan Siang, kerajaan yang pernah ada di Segeri, walaupun kerajaan itu telah punah tapi budaya yang masih tersisa tetap terjaga.

Sampai saat ini “Bissu” masih menjadi bagian dari kehidupan masyarakat segeri. Sebut saja “Mappalili” ritual ini diadakan sekali setahun untuk menyambut musim tanam padi, dalam ritual ini para bissu akan melakukan “Maggiri” yaitu menusukkan “Badik” ke bagian tubuh mereka (Badik : sejenis benda tajam masyarakat Bugis/Makassar). Dalam ritual ini memerlukan persiapan yang sangat matang dan lama (melakukan syarat yang menjadi bagian dari acara Maggiri). Jika syarat itu tidak dipenuhi, maka kemungkinan dalam acara “Maggiri” yang dilakukan oleh Bissu akan mengeluarkan darah, tapi efek yang tidak parah, hanya sedikit berdarah tapi bisa disembuhkan oleh Bissu sendiri.

Akhir tahun 2010, tepatnya di bulan November acara “Maggiri” pernah dilakukan untuk menyambut musim tanam padi, ada keinginan untuk menonton acara itu tapi letak yang sangat jauh dan kondisi jalan menuju tempat upacara “Maggiri” rusak (sementara dalam perbaikan). Ke esokan harinya, hanya melihat masyarakat segeri sedang berbondong-bondong menuju jalan dengan membawa air dan menyiram setiap orang-orang yang melewati jalan, inilah adalah puncak Upacara “Maggiri” sebagai kegembiraan untuk menyambut datangnya Musim Tanam Padi. Walaupun ritual ini sedikit berbeda, tapi nilai-nilai budaya masih terjaga dinegeri ini.

Semoga budaya di negeri kita yang tercinta ini, tetap terjaga dan lestari. Semoga Pemerintah setempat peduli kepada mereka yang ingin melestarikannya dan mengajarkan ke generasi kita mendatang. Ini adalah harta peninggalan nenek moyang kita yang pelu kita jaga.

Mari kita jaga…!!!


Selengkapnya tentang Manusia Bissu >>>Baca “Manusia Bissu” Oleh : M. Farid W. Makkulau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar